BAMBU BUNTU

Sabtu, 10 November 2012

Biografi Abu Bakar As-Sidiq


Biografi Abu Bakar As-Sidiq
Abu Bakar As-Sidiq adalah orang yang paling awal memeluk agama Islam (assabiqunal awwalun), sahabat Rasullullah Saw, dan juga khalifah pertama yang dibaiat (ditunjuk) oleh umat Islam. Beliau lahir bersamaan dengan tahun kelahiran Nabi Muhammad Saw. pada 572 Masehi di Mekah, berasal dari keturunan Bani Taim, suku Quraisy. Nama aslinya adalah Abdullah ibni Abi Quhaafah.
Berdasarkan beberapa sejarawan Islam, ia adalah seorang pedagang, hakim dengan kedudukan tinggi, seorang yang terpelajar serta dipercayai sebagai orang yang bisa menafsirkan mimpi. Berdasarkan keadaan saat itu dimana kepercayaan yang diajarkan Nabi Muhammad SAW lebih banyak menarik minat anak-anak muda, orang miskin, kaum marjinal dan para budak, sulit diterima bahwa Abu Bakar justru termasuk dalam mereka yang memeluk Islam dalam periode awal dan juga berhasil mengajak penduduk mekkah dan kaum Quraish lainnya mengikutinya (memeluk Islam).
Abu Bakar berarti ‘ayah si gadis’, yaitu ayah dari Aisyah istri Nabi Muhammad SAW. Namanya yang sebenarnya adalah Abdul Ka’bah (artinya ‘hamba Ka’bah’), yang kemudian diubah oleh Rasulullah menjadi Abdullah (artinya ‘hamba Allah’). Sumber lain menyebutkan namanya adalah Abdullah bin Abu Quhafah (Abu Quhafah adalah kunya atau nama panggilan ayahnya). Gelar As-Sidiq (yang dipercaya) diberikan Nabi Muhammad SAW sehingga ia lebih dikenal dengan nama Abu Bakar ash-Shiddiq. Sebagaimana orang-orang yang pertama masuk Islam, cobaan yang diderita Abu Bakar As-Sidiq cukup banyak. Namun ia senantiasa tetap setia menemani Nabi dan bersama beliau menjadi satu-satunya teman hijrah ke Madinah pada 622 Masehi.
Menjelang wafatnya Rasullullah, Abu Bakar ditunjuk sebagai imam shalat menggantikannya. Hal ini diindikasikan bahwa Abu Bakar kelak akan menggantikan posisi Nabi memimpin umat. Setelah wafatnya Rasullullah, maka melalui musyawarah antara kaum Muhajirin dan Anshar memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama, memulai era Khulafaur Rasyidin. Meski ditentang oleh sebagian muslim Syiah karena menurut mereka Nabi pernah memilih Ali bin Abi Thalib sebagai penggantinya, namun Ali bin Abi Thalib menyatakan setia dan mendukung Abu Bakar sebagai khalifah.
Segera setelah menjadi khalifah, urusan Abu Bakar banyak disibukkan oleh pemadaman pemberontakan dan pelurusan akidah masyarakat yang melenceng setelah meninggalnya Nabi. Beliau memerangi Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad Saw, dan juga memungut zakat kepada suku-suku yang tidak mau membayarnya setelah meninggalnya Nabi Muhammad Saw. Mereka beranggapan bahwa zakat adalah suatu bentuk upeti terhadap Rasullullah. Setelah usainya pemberontakan dan berbagai masalah internal, beliau melanjutkan misi Nabi Muhammad menyiarkan syiar Islam ke seluruh dunia. Abu Bakar mengutus orang-orang kepercayaannya ke Bizantium dan Sassanid sebagai misi menyebarkan agama Islam. Khalid bin Walid juga sukses menaklukkan Irak dan Suriah dengan mudah.
Beliau menjadi khalifah dalam jangka waktu 2 tahun. Abu Bakar meninggal pada tanggal 23 Agustus 634 di Madinah. Beliau dimakamkan di samping makam Rasullullah Saw. Selanjutnya posisi khalifah digantikan oleh Umar bin Khatab.

Menjadi Mulia bersama Al-Qur’an


Menjadi Mulia bersama Al-Qur’an
            “Aku tinggalkan sesuatu yang jika berpegang teguh pada keduanya, kalian tak akan sesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya.” Pesan Rasulullah SAW dalam haji wada’ itu tidak asing lagi ditelinga kita. Namun, seberapa banyak dari kita yang sudah melaksanakan pesan tersebut??
            Kedekatan seseorang dengan Al-Qur’an, dapat dilihat dari sejauh mana umat Islam membaca, mentadabburi, menghafal dan mengamalkannya. Menurut hasil penelitian Lembaga Survei Indonesia (LSI) dan Gothe Institute tahun lalu menunjukkan, dari 1496 remaja Muslim Indonesia berusia 15-25 tahun yang menjadi responden, hanya 10,8 persen yang selalu membaca Al-Qur’an. Mayoritas atau 61,1 persen menyetakan kadang-kadang dan 0,3 persen tidak pernah membaca Al-Qur’an. Lalu, bagaimana dengan penghapal Qur’an (huffaz)?? Berdasarkan pada hasil penelitian tahun 2010, jumlah huffaz di Indonesia sekitar 30 ribu orang dari 240 juta umat Islam, di Arab Saudi sekitar 6000 huffaz dari 27,1 juta jiwa penduduk Arab, dan 1,4 juta huffaz dari 7 juta penduduk Libya. Bandingkan dengan Daerah Gaza di Palestina, terdapat sekitar 60 ribu huffaz (penghafal qur’an) dari 1,7 juta jiwa penduduk Gaza.
            Melihat data tersebut, kita layak memberikan apresiasi tinggi pada penduduk Gaza. Suasana perang tidak menghalangi mereka untuk menghafal Al-Qur’an. Bertolak belakang dengan kondisi di negeri kita yang aman tentram, namun tak banyak Muslim yang tergerak hatinya untuk dekat dengan Al-Qur’an.
            Direktur Pesantren tahfiz sekolah Darul Qur’an Internasional Bandung menceritakan pengalaman saat kunjungan ke Gaza, Mei 2012, Gaza merupakan Negara dengan pengaruh Qur’an yang begitu kuat. Disana, hampir semua orang menghafal Al-Qur’an. Terutama para pemimpin, mulai dari Perdana Mentri, anggota perlemen, hingga para profesional seperti dosen, insinyur, dokter. Dan hasilnya luar biasa.
            Di gaza, hasil pertanian melimpah, padahal petani hanya mengandalkan pengairan dari air hujan. Inilah berkah negeri para pejuang yang selalu dekat dengan  Al-qur’an .Tanahnya subur karena disiram oleh darah syuhada.
            Muslim di sana melaksanakan ajaran islam dengan penuh kesadaran. Mesjid selalu penuh. Para wanita menutup aurat dengan sempurna. Muslimah-muslimah bermental baja dengan sukarela melepas suami dan anak lelakinya untuk berjihad. Generasi muda tak ketinggalan, gagah dan berani mereka melawan tentara Israel.
Keindahan kondisi masyarakat di bawah naungan Al-qur’an, membuat mereka menjadi mulia.
Gaza seperti itu, karena mereka mengamalkan Al-qur’an dengan penuh kesadaran. Para pemimpin Gaza, melakukan tarbiyah Qur’ani atau pendidikan berlandaskan Al-qur’an. Kondisi peperangan turut memberi andil dalam membuat mereka selalu waspada, tidak melakukan aktivitas yang sia-sia.
Di Indonesia sebetulnya juga terdapat penghafal Al-Qur’an. Namun, itu saja tidak cukup. Menjadi penghafal Al-Qur’an tidak sekedar menghafal secara textbook. Melainkan harus menegakkan hukum Allah yang berpedoman pada  Al-Qur’an.
Mengapa kita semua harus menjalankan kehidupan dengan berpedoman kepada kitab Al-Qur’an ? Karena Al-Qur’an merupakan sumber dari segala sumber hukum, Al-Qur’an juga mencakup segala segi aspek kehidupan, baik sosial, ekonomi, pendidikan, hukum dan lain sebagainya. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (Al-Baqarah :2).
 Namun, apakah makna dari ayat tersebut sudah terealisasi dengan baik? Justru disaat sekarang ini nilai Al-Qur’an di dalam kehidupan bermasyarakat sudah mulai bergeser. Al-qur’an yang seharusnya menjadi petunjuk jalan, malah  dikesampingkan dan justru  menjadikan Google sebagai petunjuk jalan. Padahalah segala sesuatu itu bersumber dari Al-qur’an. Teknologi-teknologi juga diatur dalam Al-Qur’an. Tapi mengapa kita justru lebih mengandalkan google dari pada Al-Qur’an? Padahal Rasulullah sendiri menegaskan kepada kita semua untuk senantiasa berpegang teguh pada Kitabullah. Tetapi mengapa ketika menghadapi masalah yang dicari justru google, bukan Al-qur’an?
Al-qur’an sudah menceritakan bagaiman keadaan umat-umat terdahulu, kini, dan yang akan datang. Al-qur’an diturunkan  Allah kepada nabi Muhammad. Dan kemurnian al-qur’an itu sendiri Allah yang akan menjaganya. Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar(Al-Baqarah:23). Dari ayat tersebut Allah menegaskan bahwa tidak ada suatu hal pun yang dapat menyamai isi Al-qur’an. Maka dari itu kita sebagai umat manusia hendaknya menjadikan teknolgi sebagai sarana belajar, namun tetap menjadikan Al-qur’an sebagai pedoman, yang InsyaAllah akan mengantarkan kita pada kebahagiaan dunia dan akhirat. 

Humor islami…


Humor islami…@
Wikipedia   : Aku tau semuanya.
Facebook : Aku kenal dengan semua orang.
Google      : Aku punya semuanya.
Mozilla      : Tanpa aku kalian tidak bisa di akses.
Explorer   : Kan aku masih ada….:@
Mozilla      : Apaan sih kamu…., ganggu acara orang aja!..:!
Explorer   : Kamu sih, ngaku-ngaku cuma kamu sendiri!
Internet  :Udah-udah! Jangan bertengkar!, kalo gak ada ana, kalian semua gak bakalan ada!
Facebook    :Huuu, yang paling sering dikunjungi kan aku…, jadi aku dong,.. yang terbaik….:@
Yahoo        : Facebook, Inget, tanpa aku kalian gak bisa buat Email!
Google       : Yahoo…,aku  juga bisa buat Email..:@.
Internet   : zzztt... Udah tau ana yg paling hebat …:p
PLN          : Hmmm… ! aku matiin nih listriknya!,..
Genset       : Tenang aja kan masih ada ana….:p
PLN           : Hust..  diam…!!
Pertamina   : Awas kalian semua, saya stop pasokan BBM baru tau rasa…!
Solar Cell  : Tenang kan selama masih ada saya. Semuanya aman….:@
Matahari    : Eiittt… tanpa ada saya kamu gelap lho…..
Air, Batubara : Tenang…masih ada kami!!!
Bumi                  : Kamu kalau bukan karena saya tidak akan ada..!
Jagat raya : Kamu semua kalau gak ada saya, juga pasti tidak akan ada....:@
Allah SWT        : Tanpa Saya, kalian semua tidak pernah ada!.

LANTUNAN AYAT TERAKHIR


cerpen
LANTUNAN  AYAT TERAKHIR
Bukan mencekam, hanya suasana hening dan isakan tangis yang menyelimuti tempat ini. Aku hanya bisa berdo’a berharap itu semua tidak terjadi pada orang yang kini tengah berbaring disebelahku. Tubuhnya seolah berbicara kesakitan, namun mata indahnya masih terpejam. Kutatap dari ujung kepala hingga ujung kaki, fisiknya terlihat sehat bahkan sangat sehat. Ku buka tirai berwarna coklat muda di sebelahku. Cuaca di luar kurang bersahabat. Awan yang menangisi bumi dengan langit yang pucat pasi menyelimutinya. Mataku tertuju lagi pada sekerumunan orang yang ada dihadapanku.
Ruangan ini seakan menjadi saksi kesedihan mereka. Semua peralatan medis dilepas dari tubuh sang pasien. Suara tangis yang makin keras, bahkan ada yang tak sadarkan diri. Seorang perawat menutupkan selimut ke sekujur tubuh sang pasien. Ya, pasien itu telah meninggalkan dunia yang fana ini untuk selama-lamanya. Tanpa sadar air mataku telah menggenang, hatiku seakan merasakan kesedihan mereka. Walaupun sang pasien bukanlah sanak keluargaku. Aku hanya teringat lagi pada orang yang berbaring disebelahku. Pikiranku sudah kacau entah kemana, aku jadi semakin mengkhawatirkan keadaannya. Detik demi detik berjalan sangat menegangkan di ruangan ini.
Hampir satu jam suasana belum juga berubah. Berselang menit setelah itu, sang

SATU RUMAH SATU CAHAYA


SATU RUMAH SATU CAHAYA
Mengapa Ramadhan dikenal sebagai bulan Al-Qur’an ? Pertama, karena pada bulan inilah Al-Qur’an diturunkan, sebagaiman firman Allah SWT 

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dlamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan itu, dan pembeda (antara yang hak dan yang batil),”(QS. AlBaqarah :185).

            Kedua, di bulan inilah Rasulullah Saw rutin melakukan tilawah dan mengkhatamkan Al-Qur’an dengan bimbingan malaikat Jibril.
            Jika tahun ini kita masih sibuk dengan kegiatan yang jauh dari Al-Qur’an,maka seyogyanya kita malu dan mengintrospeksi diri untuk tahun ke depannya. Ulama shaleh saja rela meninggalkan banyak kegiatan demi fokus memperbanyak interaksinya dengannya.
            Semua rumah tangga ingin mendapatkan banyak kebaikan dan terhindar dari banyak masalah. Rasulullah memberikan resepnya,”perbanyaklah oleh kalian membaca Al-Qur’an di rumah kalian, karena sesungguhnya rumah yang di dalamnya tidak dibacakan Al-Qur’an akan sedikit kebaikan dan kesempitan bagi penghuninya.”(HR tabrani).
            Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah cahaya. Melahirkan seorang penghafal Al-Qur’an di sebuah rumah berarti memenuhi rumah itu dengan sebuah cahaya, di samping dapat memberi syafaat kepada sepuluh anggota keluarganya pada saat yaumul hisab.
            Sebagai tempat penyemaian karakter anak yang tangguh, rumah mestinya menjadi tempat paling ideal untuk mendidik seorang hafiz, terutama untuk anak usia 0-12 tahun.
            Menurut Uztadz Bachtiar Natsir,Lc, Pemimpin Arrahman Al-Qur’an Learning Center, tak mesti orang tua hafal Qur’an terlebih dahulu, tapi kalau bisa dilakukan akan lebih baik lagi. “Idealnya dengan ibu, tapi kalau tak sanggup, ibu bisa memanggil asisten di rumah atau ustazah yang bisa mendampingi anak-anak secara konsisten.”
            Selepas usia 12 tahun, orangtua juga mempunyai alternatif, yaitu memasukkan anak ke pesantren Al-Qur’an. Namun pilihan ini sering kali diikuti dengan kecemasan orang tua tidak bisa memberi kasih sayang optimal kepada anak. Padahal justru kasih sayang Allah dan malaikat lebih hebat daripada kasih sayang orangtua.
            Masalah pendanaan, apabila untuk les privat matematika dan bahasa Inggris saja kita rela membayar mahal, mengapa kita enggan membayar seorang guru menghafal Al-Qur’an dengan layak? Padahal keutamaan Al-qur’an jauh lebih tinggi. Memang uang bukan ukuran, namun apa yang kita keluarkan bagi seorang guru Al-qur’an tentu lebih berpahala dan bermanfaat.
            Semua orang idealnya mampu mempelajari, menghafal dan memahami kitab Al-qur’an, dimulai dari kalangan muda hingga kalangan tua. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam mempelajari Al-qur’an ialah jangan sampai seorang penghafal Al-qur’an meninggalkan kewajiban-kewajiban lain , seperti jihad atau mencari nafkah.
             Menghafal dan mempelajari Al-qur’an hendaknya jangan secara texbook saja, namun dapat mengamalkannya dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Menghafal  Al-qur’an hendaknya dibarengi dengan perbaikan akhlak. Jadikanlah  kitab suci itu sebagai pedoman dan petunjuk jalan dalam mengarungi kehidupan ini. Kejarlah akhirat, maka dunia akan mengikutimu, Kejarlah dunia maka akhirat akan meninggalkanmu. Jadilah hafiz dan hafizal yang bermoral Al-qur’an. Bukankah seperti itu profil seorang khalifah?
                    






puisi Al-Quran


Al-Qur’an, izinkan aku mencintaimu”

Kata-kata indah terangkai dalam mushaf suci
Terjalin menjadi sebuah kalimat penyejuk hati
Lembar-lembar barokah berbingkai kalam Illahi
Memancarkan cahaya cinta Sang Maha Tinggi
Meresap dalam relung-relung hati


Rabbi,……
Ingin aku pasung jiwa ini dengan firman-Mu
Agar aku tidak bisa lari jauh dari sisi-Mu

Rabbi,……
Ingin aku selami dalamnya arti
Agar aku mengerti apa yang termaktub dalam kitab suci

Rabbi,……
Ingin aku peluk selalu Al-Qur'an ini
Agar bisa menjadi teman penyejuk hati





Menggenggam erat kitab-Mu
Membaca baris demi baris kalam-Mu
Menghafal semua isi firman-Mu
Mengerti maksud cinta-Mu
Adalah impian terbesar  yang ingin ku raih dalam hidupku
Agar aku bisa hidup dengan Al-Qur'an-Mu

Rabbi,……
Ingin aku buktikan kesungguhan dan ketulusanku
Dengan memperoleh gelar “Al-Hafidzah” di belakang namaku
Karena aku ingin mejadi ahli Qur'an saat bertemu dengan-Mu

Amin..

Kamis, 08 November 2012

POLA HIDUP SEHAT


POLA HIDUP SEHAT

Pola Hidup Sehat adalah suatu gaya hidup dengan memperhatikan faktor-faktor tertentu yang memengaruhi kesehatan, antara lain makanan dan olahraga. 
Beberapa gaya hidup yang dapat merusak kesehatan Anda: Untuk memperoleh tubuh yang sehat, tidak harus dengan pola hidup yang serba mahal. Semua dapat diperoleh dengan mudah dan murah. 
Hidup sehat harus diawali dengan perubahan yang kecil terlebih dahulu.
Pengertian gaya hidup Pengertian Gaya Hidup – Gaya hidup menurut Kotler (2002, p. 192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang iekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini). Selain itu, gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati (2001, p. 174) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.
Dari berbagai di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu. Psikografik adalah pengukuran kuantitatifgaya hidup, kepribadian dan demografik konsumen. Psikografik memuat beberapa pernyataan yang menggambarkan kegiatan, minat dan pendapat konsumen. 3. Studi yang menggunakan kepribadian ciri sebagai faktor yang menjelaskan, menganalisis kaitan beberapa variabel dengan kepribadian ciri, misalnya kepribadian ciri yang mana yang sangat terkait dengan konsumen yang sangat memperhatikan masalah lingkungan. Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, pemasar dapat dengan lebih jelas mengarahkan mereknya ke gaya hidup orang yang berprestasi. Tentu Anda akan bertanya-tanya, mungkinkah seseorang yang menderita penyakit kronis dapat hidup dengan sehat? Gaya hidup yang sehat, menuntut perhatian terhadap tubuh, pikiran dan jiwa.

Rabu, 07 November 2012

Peristiwa Rengasdengklok



adalah peristiwa dimulai dari "penculikan" yang dilakukan oleh sejumlah pemuda (a.l. SoekarniWikanadan Chaerul Saleh dari perkumpulan "Menteng 31" terhadap Soekarno dan Hatta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 04.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke RengasdengklokKarawang, untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan.

Selasa, 06 November 2012

contoh proposal


DALAM RANGKA PERINGATAN HUT RI KE-67

       I.            DASAR PEMIKIRAN
Enam puluh tujuh tahun yang lalu, Indonesia belum semerdeka dan semaju sekarang ini. Selama lebih dari 250 tahun sebelum 1945, hampir seluruh wilayah di Indonesia dikuasai oleh Kolonial Belanda, Inggris, dan Jepang. Belanda dan Jepang sangat berambisi menguasai Indonesia karena kekayaan alamnya yang berlimpah ruah, sedangkan rakyatnya masih sangat terbelakang sehingga kekayaan alam itu belum dimanfaatkan. Pada zaman penjajahan, Rakyat Indonesia benar-benar berada pada posisi yang sulit, terjepit, dan terjajah di tanah sendiri. Jika kita baca kembali buku-buku dan arsip sejarah, maka akan terlihat bagaimana rakyat Indonesia menjadi budak di negeri sendiri.

Kondisi terjajah yang terus menerus dialami rakyat Indonesia, justru melahirkan para pahlawan yang berjiwa patriotis dan siap membela tanah air. Kita mengenal banyak Pahlawan Nasional yang begitu gagah berani melawan penjajah meskipun hanya berbekal bambu runcing. Perjuangan mereka telah memberikan kontribusi yang besar terhadap kemerdekaan Indonesia yang sekarang ini kita nikmati bersama.
Merdeka, memang satu kata yang dapat diartikan bebas tanpa kekangan pihak lain. Namun setelah status merdeka itu kini kita sandang selama 63 tahun, apakah bangsa ini sudah benar-benar merdeka?. Pertanyaan ini tentu bisa kita jawab dengan menilik diri kita, sekeliling kita, dan seluruh negeri ini. Ada berbagai tanda yang memerlihatkan bahwa Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Misalnya masalah kemiskinan, perpecahan berbasis SARA, pendidikan yang tidak terjangkau, bobroknya mental bangsa, hingga banyaknya pos bisnis strategis yang masih dikuasai asing. Jika kita mau membaca keadaan negeri kita, sesungguhnya kita belum benar-benar merdeka.

Oleh karena itu, kondisi terjajah seperti ini perlu kita sadari dan solusikan bersama. Sebagai rakyat kecil, kita bisa memberi kontribusi dengan menjaga kerukunan antar ras, suku, agama, dan golongan. Dengan bersatunya rakyat indonesia, didukung dengan pemimpin dan wakil rakyat yang jujur dan adil, maka kemerdekaan yang sesungguhnya bukan hal yang mustahil.
Berangkat dari keinginan untuk mempererat persatuan bangsa tersebut, kami selaku sub panita HUT RI ke-66 PGRI Kecamatan Bojongsari dan Desa Bojongsari ingin memulainya dari lingkup terkecil. Bersamaan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke 66. Sub Panitia HUT RI bermaksud mengadakan kegiatan Jalan Sehat. Gambaran mengenai kegiatan tersebut akan kami paparkan dalam proposal singkat ini.

     II.            MAKSUD DAN TUJUAN
  1. Maksud Kegiatan

Senin, 05 November 2012

DEMOKRASI LIBERAL


DEMOKRASI LIBERAL
Demokrasi liberal (atau demokrasi konstitusional) adalah sistem politik yang melindungi secara konstitusional hak-hak individu dari kekuasaan pemerintah. Dalam demokrasi liberal, keputusan-keputusan mayoritas (dari proses perwakilan atau langsung) diberlakukan pada sebagian besar bidang-bidang kebijakan pemerintah yang tunduk pada pembatasan-pembatasan agar keputusan pemerintah tidak melanggar kemerdekaan dan hak-hak individu seperti tercantum dalam konstitusi.
Pada tahun 1950, Negara Kesatuan Republik Indonesia mempergunakan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) atau juga disebut Undang-Undang Dasar 1950. Berdasarkan UUD tersebut pemerintahan yang dilakukan oleh kabinet sifatnya parlementer, artinya kabinet bertanggung jawab pada parlemen. Jatuh bangunnya suatu kabinet bergantung pada dukungan anggota parlemen.
Ciri utama masa Demokrasi Liberal adalah sering bergantinya kabinet. Hal ini disebabkan karena jumlah partai yang cukup banyak, tetapi tidak ada partai yang memiliki mayoritas mutlak. Setiap kabinet terpaksa didukung oleh sejumlah partai berdasarkan hasil usaha pembentukan partai ( kabinet formatur ). Bila dalam perjalanannya kemudian salah satu partai pendukung mengundurkan diri dari kabinet, maka kabinet akan mengalami krisis kabinet. Presiden hanya menunjuk seseorang ( umumnya ketua partai ) untuk membentuk kabinet, kemudian setelah berhasil pembentukannya, maka kabinet dilantik oleh Presiden.
Kabinet-kabinet

a.Kabinet Natsir (7 September 1950-21 Maret 1951)
b.Kabinet Soekiman (27 April 1951-23 Februari 1952)
c.Kabinet Wilopo (3 April 1952-3 Juni 1953)
d.Kabinet Ali-Wongso ( 1 Agustus 1953-24 Juli 1955 )
e.Kabinet Burhanudin Harahap
f.Kabinet Ali II (24 Maret 1957)
g.Kabinet Djuanda ( 9 April 1957-10 Juli 1959 ).

Minggu, 04 November 2012


Puisi LAMA: MANTRA, GURINDAM, SYAIR, PANTUN



TUGAS
 BAHASA INDONESIA



DI SUSUN OLEH  : LAILI ISNA LATHIIFAH
KELAS                        : VIIb


SMP ISLAMIQCENTER
MADINATUL ‘ULUM
TAHUN 2012


Pengertian Pantun

Konflik-konflik Horizontal di Indonesia dengan Contoh Kasus Poso dan Maluku Konflik Aceh


Konflik-konflik Horizontal di Indonesia dengan Contoh Kasus Poso dan Maluku  


Konflik Poso



Secara awam, banyak disangka konflik Poso berakar pada konflik agama. Namun, tatkala dilakukan kajian mendalam ternyata tidak persis demikian keadaannya. Konflik di Poso bersifat multi akar, satu sama lain berkelindan rumit. Untuk itu di dunia kepustakaan telah banyak hasil penelitian yang menyelidiki akar-akar konflik Poso sekaligus resolusi konfliknya.

Poso adalah sebuah kabupaten di Sulawesi Tengah. Komposisi utama penduduk Poso terdiri atas penduduk asli dan penduduk pendatang. Penduduk asli terdiri atas suku Kaili, Pamona, Mori, dan Wana. Penduduk pendatang berasal dari Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Selatan (Bugis, Makassar, Toraja), Jawa, Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara Timur. Pendatang dari Jawa, Bali, dan Lombok masuk ke Poso lewat program transmigrasi, baik swakarsa maupun mobilisasi pemerintah. Khusus mengenai kaum pendatang, di Poso pun terbentuk sejumlah asosiasi mereka seperti Paguyuban Bugis-Makassar, Paguyuban Masyarakat Jawa, Paguyuban Masyarakat Gorontalo, Paguyuban Masyarakat Bali, Paguyuban Masyarakat Lombok, dan sebagainya kaum pendatang itu. Sesungguhnya aneka paguyuban ini dapat digunakan sebagai jembatan komunikasi antar etnis yang efektif jika perannya dimaksimalkan serta didukung penuh oleh pemerintah selaku regulator politik.