TUGAS
BAHASA INDONESIA
DI SUSUN OLEH : LAILI
ISNA LATHIIFAH
KELAS :
VIIb
SMP ISLAMIQCENTER
MADINATUL ‘ULUM
TAHUN 2012
Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal
dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa
Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya,
dikenal sebagai parikan, dalam bahasa Sunda dikenal sebagai paparikan, dan
dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun
terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris
terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a
(tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan
namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis.
Semua bentuk pantun terdiri atas dua bagian: sampiran dan isi. Sampiran adalah dua baris pertama, kerap kali berkaitan dengan alam (mencirikan budaya agraris masyarakat pendukungnya), dan biasanya tak punya hubungan dengan bagian kedua yang menyampaikan maksud selain untuk mengantarkan rima/sajak. Dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Karmina dan talibun merupakan bentuk kembangan pantun, dalam artian memiliki bagian sampiran dan isi. Karmina merupakan pantun "versi pendek" (hanya dua baris), sedangkan talibun adalah "versi panjang" (enam baris atau lebih).
Pantun adalah puisi melayu asli yang sudah mengakar lama di budaya masyarakat. Pantun salah satu jenis karya sastra yang lama. Lazimnya puisi hanya terdiri atas 4 lari (baris) bersajak ab-ab atau aa-aa. Pada awal mulanya pantun merupakan sastra lisan, tapi kini pantun juga ada dalam bentuk tulisan. Keseluruhan bentuk pantun hanyalah berupa sampiran dan isi. Sampiran terletak pada baris pertama dan kedua dan biasanya tidak berhubungan secara langsung dengan bagian kedua. Baris ketiga dan keempat ialah bagian isi yang merupakan tujuan dari puisi tersebut.
Ciri - ciri pantun
§
Memiliki rima a-a-a-a, a-b-a-b, a-a-b-b
§
Terdiri 4 baris dalam 1 bait
§
Baris pertama & kedua merupakan sampiran
§
Baris ketiga & keempat merupakan isi
Contoh pantun berima a-b-a-b
Kalau ada jarum yang
patah
Jangan masukkan dalam
peti
Kalau ada kata-kataku
yang salah
jangan masukkan dalam
hati
Contoh pantun berima a-a-b-b
Kura-kura dalam perahu
Pura-pura tidak tahu
Sudah gaharu cendana pula
Sudah tahu bertanya pula
Contoh pantun berima a-a-a-a
Kucing itu kakinya empat
Kalau tiga berarti cacat
Wahai kamu cepatlah tobat
Sebelum ajal mendekat
Jenis-jenis Pantun
Dilihat Dari Bentuknya
§
Pantun Biasa
Contoh :
Malam hari main kulintang
Ditemani sobat tersayang
Bagaimana hati tidak
bimbang
Kepala botak minta
dikepang
§
Pantun Seloka (pantun berkait)
Seloka ialah pantun
berkait yang tidak cukup dengan satu bait saja, karena pantun berkait merupakan
jalinan atas beberapa bait.
Ciri-ciri seloka :
1. Baris kedua dan keempat
pada bait pertama dipakai sebagai baris pertama dan ketiga di bait kedua.
2. Baris kedua dan keempat
pada bait kedua dipakai sebagai baris pertama dan ketiga di bait ketiga.
3. Dan seterusnya.
Contoh :
Bait I
Taman melati di
rumah-rumah (baris I)
Ubur-ubur sampingan dua (baris
II)
Kalau mati kita bersama (baris
III)
Satu kubur kita berdua (baris
IV)
Bait II
Ubur-ubur sampingan dua (baris
I)
Taman melati bersusun
tangkai (baris II)
Satu kubur kita berdua (baris
III)
Kalau boleh bersusun
bangkai (baris IV)
§
Talibun
Talibun adalah pantun
yang jumlah barisnya lebih dari 4 baris dan satu bait pantun talibun harus
genap tiap barisnya, misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
Dengan catatan :
JIka satu bait berisi 6
baris, maka 3 baris pertama ialah sampiran dan 3 baris sisanya ialah isi. Sedangkan untuk
sajaknya menjadi a-b-c-a-b-c.
Jika satu bait berisi 8
baris, maka 4 baris pertama ialah sampiran dan 4 baris sisanya ialah isi. Sedangkan untuk
sajaknya menjadi a-b-c-d-a-b-c-d.
Contoh pantun seloka 6 baris:
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu
Pantun Kilat (karmina)
Ciri-cirinya :
1. Setiap bait terdiri dua
baris.
2. Baris pertama merupakan
sampiran, baris kedua merupakan isi.
3. Bersajak a-a.
4. Setiap baris terdiri dari
8-12 suku kata.
Contoh:
Dahulu parang, sekarang
besi
Dahulu sayang, sekarang
benci
Dilihat Dari Isinya
Pantun Anak-anak
Contoh :
Elok Rupa kembang jati
Dibawa itik pulang petang
Tidak terkata besar hati
Melihat ibu sudah dating
Pantun Orang Muda /
Remaja
Contoh:
Naik Motor merknya Honda
Pergi sebentar kerumah
Hanapi
Bila cinta mekar di dada
Siang terkenang malam
termimpi
Pantun Orang Tua
Contoh:
Supaya tangan tidak
terluka
Jangan dikepit hulunya
kapak
Supaya Tuhan tidak murka
Jangan sakiti Ibu dan
Bapak
Pantun Jenaka
Contoh:
Ikan gabus di rawa-rawa
Ikan sepat nyangkut
dijaring
Perut sakit menahan tawa
Melihat gigi palsu loncat
ke piring
Pantun Teka-teki
Contoh:
Tuan puteri belajar
menari
Diajari oleh pak Harun
Kalau tuan bijak bestari
Apa yang naik tapi tak
bisa turun
TUGAS
BAHASA INDONESIA
DI SUSUN OLEH : ALMA
CHINIA SUGRA
KELAS :
VIIb
SMP ISLAMIQCENTER
MADINATUL ‘ULUM
TAHUN 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar