SATU RUMAH SATU CAHAYA
Mengapa Ramadhan dikenal sebagai bulan
Al-Qur’an ? Pertama, karena pada bulan inilah Al-Qur’an diturunkan, sebagaiman
firman Allah SWT
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dlamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan itu, dan pembeda (antara yang hak dan yang batil),”(QS. AlBaqarah :185).
“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dlamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan itu, dan pembeda (antara yang hak dan yang batil),”(QS. AlBaqarah :185).
Kedua,
di bulan inilah Rasulullah Saw rutin melakukan tilawah dan mengkhatamkan Al-Qur’an
dengan bimbingan malaikat Jibril.
Jika
tahun ini kita masih sibuk dengan kegiatan yang jauh dari Al-Qur’an,maka
seyogyanya kita malu dan mengintrospeksi diri untuk tahun ke depannya. Ulama
shaleh saja rela meninggalkan banyak kegiatan demi fokus memperbanyak
interaksinya dengannya.
Semua
rumah tangga ingin mendapatkan banyak kebaikan dan terhindar dari banyak
masalah. Rasulullah memberikan resepnya,”perbanyaklah oleh kalian membaca
Al-Qur’an di rumah kalian, karena sesungguhnya rumah yang di dalamnya tidak
dibacakan Al-Qur’an akan sedikit kebaikan dan kesempitan bagi penghuninya.”(HR
tabrani).
Al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah cahaya. Melahirkan seorang penghafal Al-Qur’an di sebuah rumah
berarti memenuhi rumah itu dengan sebuah cahaya, di samping dapat memberi
syafaat kepada sepuluh anggota keluarganya pada saat yaumul hisab.
Sebagai
tempat penyemaian karakter anak yang tangguh, rumah mestinya menjadi tempat
paling ideal untuk mendidik seorang hafiz, terutama untuk anak usia 0-12 tahun.
Menurut
Uztadz Bachtiar Natsir,Lc, Pemimpin
Arrahman Al-Qur’an Learning Center, tak mesti orang tua hafal Qur’an terlebih
dahulu, tapi kalau bisa dilakukan akan lebih baik lagi. “Idealnya dengan ibu,
tapi kalau tak sanggup, ibu bisa memanggil asisten di rumah atau ustazah yang
bisa mendampingi anak-anak secara konsisten.”
Selepas
usia 12 tahun, orangtua juga mempunyai alternatif, yaitu memasukkan anak ke
pesantren Al-Qur’an. Namun pilihan ini sering kali diikuti dengan kecemasan
orang tua tidak bisa memberi kasih sayang optimal kepada anak. Padahal justru
kasih sayang Allah dan malaikat lebih hebat daripada kasih sayang orangtua.
Masalah
pendanaan, apabila untuk les privat matematika dan bahasa Inggris saja kita
rela membayar mahal, mengapa kita enggan membayar seorang guru menghafal Al-Qur’an
dengan layak? Padahal keutamaan Al-qur’an jauh lebih tinggi. Memang uang bukan
ukuran, namun apa yang kita keluarkan bagi seorang guru Al-qur’an tentu lebih
berpahala dan bermanfaat.
Semua
orang idealnya mampu mempelajari, menghafal dan memahami kitab Al-qur’an,
dimulai dari kalangan muda hingga kalangan tua. Hal lain yang perlu
diperhatikan dalam mempelajari Al-qur’an ialah jangan sampai seorang penghafal
Al-qur’an meninggalkan kewajiban-kewajiban lain , seperti jihad atau mencari
nafkah.
Menghafal dan mempelajari Al-qur’an hendaknya
jangan secara texbook saja, namun
dapat mengamalkannya dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. Menghafal Al-qur’an hendaknya dibarengi dengan
perbaikan akhlak. Jadikanlah kitab suci
itu sebagai pedoman dan petunjuk jalan dalam mengarungi kehidupan ini. Kejarlah
akhirat, maka dunia akan mengikutimu, Kejarlah dunia maka akhirat akan
meninggalkanmu. Jadilah hafiz dan hafizal yang bermoral Al-qur’an. Bukankah
seperti itu profil seorang khalifah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar