BAMBU BUNTU

Selasa, 30 Oktober 2012

TEKNIK 'AIR PRUNING' UNTUK MEMPERCEPAT PERTUMBUHAN TANAMAN dan PADI BERVITAMIN A SEGERA DI TANAM DI INDONESIA


TUGAS
BIOLOGI

TENTANG
PADI BERVITAMIN A






DI SUSUN

OLEH
YOLANDA ULANTARI
KELAS XII IPA3


SMA N 1 SIAK
SIAK SRI INDRAPURA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013



PADI BERVITAMIN A
SEGERA DI TANAM DI INDONESIA


Masyarakat Indonesia akan diberikan pilihan baru dalam hal mengonsumsi beras. Nantinya, tidak hanya memenuhi unsur karbohidrat, varietas benih padi juga dapat disisipkan pro vitamin A.
Masyarakat Indonesia akan diberikan pilihan baru dalam hal mengonsumsi beras. Nantinya, tidak hanya memenuhi unsur karbohidrat, varietas benih padi juga dapat disisipkan pro vitamin A. Paling tidak jenis tanaman biotek (rekayasa genetika) atau Genetically modified organism (Gmo)> itu sudah dapat dikomersialisasi pada 2014-2015 mendatang.
Adapun varieties padi tanaman biotek itu bernama golden rice ditemukan oleh lembaga peneltian padi internasional (IRRI) di Los Banos, Philipina.  Ketua Dewan International Service for the Acquisition of Agri-biotech Applications (ISAAA), Clive James, mengatakan, saat ini golden rice masih berupa gen. Tampilannya berwarna kuning jingga karena mengandung beta –karotena (pro vitamin A) atau dapat saja digabungkan dengan varietias tanaman padi yang ada di Tanah Air, misalnya Ciherang. Dengan begitu, tampilannya bisa tetap berwarna putih.
"Varietas tanaman biotek itu dapat menjadi alternatif bagi pemerintah untuk meningkatkan produktifitas hasil tanam sekaligus memperbaiki kandungan nutrisi padi yakni menambah pro vitamin A. Tidak dikonsumsinya buah atau sayur mayur mengandung vitamin A yang hilang akan tergantikan," terangnya.
Menurutnya, dalam kurun waktu 15 tahun setelah komersialisasi, akumulasi tanaman biotek melebihi 1 miliar hectare (ha) pada tahun lalu. Tidak hanya diadopsi oleh Amerika Serikat (AS), tanaman biotek juga ditanam 15,4 juta petani di 29 negara. Brazil, Paraguay, Afrika Selatan, Cina, Pakistan hingga Mynamar berhasil merevolusi sistem pertaniannya melalui adopsi tanaman biotek.
Dalam praktiknya penerapan tanaman biotek dinegara-negara berkembang itu, sambung Clive, merupakan petani miskin sumberdaya rendah dan berskala kecil . Pengembangan gen golden rice mampu menekan populasi manusia yang kekurangan vitamin A. "Selanjutnya kita berharap, Bangladesh, Vietnam dan Indonesia juga mengikutinya," terangnya.
Namun, Clive menambahkan, sebelum dipasarkan ke Indonesia, varietas padi hasil tanaman biotek itu tetap diteliti terlebih dahulu oleh Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika. Kajian itu disadari untuk diteliti lebih komprehensif apakah memenuhi standar keamanan pangan yang berlaku yang ditetapkan pemerintah Indonesia.
Meski begitu, Direktur Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology (SAMEO BIOTROP) Bambang Purwantara mengatakan, komersialisasi tanaman biotek di Tanah Air khususnya golden rice sangat bergantung pada aksebilitas semua pemangku kepentingan,baik pemerintah selaku regulator maupun dunia usaha. Karena itu, kesinambungan sosialisasi dan edukasi mengenai tanaman biotek menjadi fokus institusinya




TEKNIK 'AIR PRUNING' UNTUK MEMPERCEPAT
 PERTUMBUHAN TANAMAN

Saat ini di Australia dan di negara-negara berkembang lain bentuk pot sudah berkembang sedemikian, sehingga memungkinkan tanaman tumbuh lebih cepat dan kuat karena memiliki sistem perakaran yang baik. Ciri akar tanaman yang baik adalah sehat, rimbun dan bercabang ke segala arah (tidak melingkar-lingkar). Untuk mendapatkan sistem perakaran yang baik, bentuk pot dibuat dengan lebih banyak lubang di dasar mau pun dinding pot. Bila akar yang tumbuh telah mencapai dinding pot, pucuk akar akan keluar melalui lubang-lubang yang ada pada dasar dan dinding pot, dan pucuk akar yang keluar ini akan mati. Namun kematian pucuk akar akan merangsang percabangan akar, sehingga saat ditanam di lapangan lebih cepat tumbuh karena memiliki lebih banyak 'pucuk'.

Prinsip 'Air Pruning' Alamiah
Prinsip ini dikenal dengan 'air pruning', karena ujung akar yang telah keluar melalui lubang pot akan mati/mengering akibat berhubungan langsung dengan udara luar. Jadi pucuk-pucuk akar ini mengalami semacam 'pemangkasan' oleh udara, atau 'air pruning'. Prinsip pemangkasan akar oleh udara ini sama dengan pematahan dominasi pucuk (dominasi apikal) pada pemangkasan pohon atau semak, dimana pucuk-pucuk dibuang untuk merangsang pertumbuhan cabang-cabang baru. Selanjutnya, bila cabang-cabang akar yang tumbuh di dalam pot berhasil keluar lagi menembus lubang pot, hal yang sama akan terjadi : pucuk mati, sehingga merangsang percabangan akar lebih lanjut di dalam pot. Akibat dari 'air pruning' alamiah ini, tanaman memiliki sistem perakaran rimbun didalam pot dan merata ke segala arah.
Manfaat
Salah satu contoh bentuk pot teknologi baru yang memiliki banyak lubang di dasar mau pun di dinding pot dapat dilihat pada gambar berikut. Tanaman yang ditanam dalam pot semacam ini akan tumbuh pesat bila kelak ditanam di lapangan, karena setiap cabang akar berpotensi tumbuh sangat cepat (karena memiliki banyak pucuk). Di Australia pot seperti pada gambar 1 dan 2 dikenal sebagai 'Rocket pot', karena tanaman yang ditanam dalam pot ini kelak akan tumbuh cepat ('meroket') setelah ditanam di lapangan.  Keuntungan lain adalah, tanaman yang memiliki sistem perakaran seperti ini (lebat, banyak pucuk, berkembang ke segala arah) relatif bebas dari penyakit akar dan gejala 'root girdling', atau akar yang melingkar-lingkar di dalam pot. Gejala 'circling roots' sering terjadi pada bibit tanaman yang telah terlalu lama berada di dalam pot yang hanya memiliki satu atau sedikit lubang di dasar pot, yaitu pot-pot yang selama ini banyak kita gunakan. Menurut penelitian yang telah dilakukan di Australia, gejala 'circling roots' berakibat buruk pada tanaman (pohon) yang telah ditanam : pohon tumbuh lebih lambat, batang tidak kokoh dan kurang kuat (gampang miring dan lebih mudah rebah terkena angin).
Akibat buruk ini baru tampak kurang lebih 4 tahun setelah tanaman ditanam, sehingga memang banyak orang tidak menyadari akibat buruk dari pohon-pohon yang sebelum ditanam di lapangan sempat dibiarkan tumbuh lama dalam pot tradisional dan mengalami 'circling roots'. Prinsip 'air pruning' alamiah ini sudah diterapkan dalam sistem produksi tanaman di Australia, baik produksi bibit tanaman kehutanan, pohon-pohon tepi jalan, buah-buahan, mau pun tanaman hias. Pot-pot kecil (di Australia disebut 'tubes') untuk menanam stek dan benih pun sudah menerapkan sistem 'air pruning' ini, sehingga 'tubes' ini memiliki banyak sekali lubang di dasar pot, dan dasar pot agak tinggi di atas tanah (tidak rapat dengan tanah). Tujuan dari penggunaan pot dengan banyak lubang adalah untuk mengurangi resiko akar terkena penyakit atau mengalami pertumbuhan melingkar-lingkar. Dalam produksi tanaman kehutanan, tanaman industri dan pohon-pohon untuk penghijauan kota, seringkali penanaman di lapangan harus ditunda karena berbagai hal.
Penggunaan pot dengan banyak lubang memungkinkan stek yang sudah berakar mau pun bibit (dari benih) dapat ditahan lebih lama di dalam pot tsb. Pada gamber di atas dapat dilihat 'Rocket pot' untuk bibit tanaman berukuran besar, terdiri atas dasar, dinding dan stick yang bisa dirakit dan dibuka dengan mudah. Teknik melepaskan tanaman dari pot semacam ini mengurangi kerusakan akar saat akan ditanam di lapangan (Foto-foto oleh Krisantini, seizin Trentcom Australia, April 2002).

Tidak ada komentar: