TUGAS
BIOLOGI
TENTANG
PADI BERVITAMIN A
DI SUSUN
OLEH
YOLANDA
ULANTARI
KELAS
XII IPA3
SMA N 1 SIAK
SIAK SRI INDRAPURA
TAHUN PELAJARAN 2012/2013
PADI BERVITAMIN A
SEGERA DI TANAM DI INDONESIA
Masyarakat Indonesia akan diberikan pilihan baru dalam hal mengonsumsi beras. Nantinya, tidak hanya memenuhi unsur karbohidrat, varietas benih padi juga dapat disisipkan pro vitamin A.
Masyarakat Indonesia akan diberikan
pilihan baru dalam hal mengonsumsi beras. Nantinya, tidak hanya memenuhi unsur
karbohidrat, varietas benih padi juga dapat disisipkan pro vitamin A. Paling
tidak jenis tanaman biotek (rekayasa genetika) atau Genetically modified
organism (Gmo)> itu sudah dapat dikomersialisasi pada 2014-2015 mendatang.
Adapun varieties padi tanaman biotek
itu bernama golden rice ditemukan oleh lembaga peneltian padi internasional
(IRRI) di Los Banos, Philipina. Ketua Dewan International Service for the
Acquisition of Agri-biotech Applications (ISAAA), Clive James, mengatakan, saat
ini golden rice masih berupa gen. Tampilannya berwarna kuning jingga karena
mengandung beta –karotena (pro vitamin A) atau dapat saja digabungkan dengan
varietias tanaman padi yang ada di Tanah Air, misalnya Ciherang. Dengan begitu,
tampilannya bisa tetap berwarna putih.
"Varietas tanaman biotek itu
dapat menjadi alternatif bagi pemerintah untuk meningkatkan produktifitas hasil
tanam sekaligus memperbaiki kandungan nutrisi padi yakni menambah pro vitamin
A. Tidak dikonsumsinya buah atau sayur mayur mengandung vitamin A yang hilang
akan tergantikan," terangnya.
Menurutnya, dalam kurun waktu 15
tahun setelah komersialisasi, akumulasi tanaman biotek melebihi 1 miliar
hectare (ha) pada tahun lalu. Tidak hanya diadopsi oleh Amerika Serikat (AS),
tanaman biotek juga ditanam 15,4 juta petani di 29 negara. Brazil, Paraguay,
Afrika Selatan, Cina, Pakistan hingga Mynamar berhasil merevolusi sistem
pertaniannya melalui adopsi tanaman biotek.
Dalam praktiknya penerapan tanaman
biotek dinegara-negara berkembang itu, sambung Clive, merupakan petani miskin
sumberdaya rendah dan berskala kecil . Pengembangan gen golden rice mampu
menekan populasi manusia yang kekurangan vitamin A. "Selanjutnya kita
berharap, Bangladesh, Vietnam dan Indonesia juga mengikutinya," terangnya.
Namun, Clive menambahkan, sebelum
dipasarkan ke Indonesia, varietas padi hasil tanaman biotek itu tetap diteliti
terlebih dahulu oleh Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika. Kajian
itu disadari untuk diteliti lebih komprehensif apakah memenuhi standar keamanan
pangan yang berlaku yang ditetapkan pemerintah Indonesia.
Meski begitu, Direktur Southeast
Asian Regional Centre for Tropical Biology (SAMEO BIOTROP) Bambang Purwantara
mengatakan, komersialisasi tanaman biotek di Tanah Air khususnya golden rice
sangat bergantung pada aksebilitas semua pemangku kepentingan,baik pemerintah
selaku regulator maupun dunia usaha. Karena itu, kesinambungan sosialisasi dan
edukasi mengenai tanaman biotek menjadi fokus institusinya
TEKNIK 'AIR PRUNING' UNTUK MEMPERCEPAT
PERTUMBUHAN TANAMAN
Saat ini di Australia dan di negara-negara
berkembang lain bentuk pot sudah berkembang sedemikian, sehingga memungkinkan
tanaman tumbuh lebih cepat dan kuat karena memiliki sistem perakaran yang baik.
Ciri akar tanaman yang baik adalah sehat, rimbun dan bercabang ke segala arah
(tidak melingkar-lingkar). Untuk mendapatkan sistem perakaran yang baik, bentuk
pot dibuat dengan lebih banyak lubang di dasar mau pun dinding pot. Bila akar
yang tumbuh telah mencapai dinding pot, pucuk akar akan keluar melalui
lubang-lubang yang ada pada dasar dan dinding pot, dan pucuk akar yang keluar
ini akan mati. Namun kematian pucuk akar akan merangsang percabangan akar,
sehingga saat ditanam di lapangan lebih cepat tumbuh karena memiliki lebih
banyak 'pucuk'.
Prinsip 'Air Pruning' Alamiah
Prinsip ini dikenal dengan 'air
pruning', karena ujung akar yang telah keluar melalui lubang pot akan
mati/mengering akibat berhubungan langsung dengan udara luar. Jadi pucuk-pucuk
akar ini mengalami semacam 'pemangkasan' oleh udara, atau 'air pruning'.
Prinsip pemangkasan akar oleh udara ini sama dengan pematahan dominasi pucuk
(dominasi apikal) pada pemangkasan pohon atau semak, dimana pucuk-pucuk dibuang
untuk merangsang pertumbuhan cabang-cabang baru. Selanjutnya, bila
cabang-cabang akar yang tumbuh di dalam pot berhasil keluar lagi menembus
lubang pot, hal yang sama akan terjadi : pucuk mati, sehingga merangsang
percabangan akar lebih lanjut di dalam pot. Akibat dari 'air pruning' alamiah
ini, tanaman memiliki sistem perakaran rimbun didalam pot dan merata ke segala
arah.
Manfaat
Salah satu contoh bentuk pot
teknologi baru yang memiliki banyak lubang di dasar mau pun di dinding pot
dapat dilihat pada gambar berikut. Tanaman yang ditanam dalam pot semacam ini
akan tumbuh pesat bila kelak ditanam di lapangan, karena setiap cabang akar
berpotensi tumbuh sangat cepat (karena memiliki banyak pucuk). Di Australia pot
seperti pada gambar 1 dan 2 dikenal sebagai 'Rocket pot', karena tanaman yang
ditanam dalam pot ini kelak akan tumbuh cepat ('meroket') setelah ditanam di lapangan.
Keuntungan lain adalah, tanaman yang memiliki sistem perakaran seperti ini
(lebat, banyak pucuk, berkembang ke segala arah) relatif bebas dari penyakit
akar dan gejala 'root girdling', atau akar yang melingkar-lingkar di dalam pot.
Gejala 'circling roots' sering terjadi pada bibit tanaman yang telah terlalu
lama berada di dalam pot yang hanya memiliki satu atau sedikit lubang di dasar
pot, yaitu pot-pot yang selama ini banyak kita gunakan. Menurut penelitian yang
telah dilakukan di Australia, gejala 'circling roots' berakibat buruk pada
tanaman (pohon) yang telah ditanam : pohon tumbuh lebih lambat, batang tidak
kokoh dan kurang kuat (gampang miring dan lebih mudah rebah terkena angin).
Akibat buruk ini baru tampak kurang
lebih 4 tahun setelah tanaman ditanam, sehingga memang banyak orang tidak
menyadari akibat buruk dari pohon-pohon yang sebelum ditanam di lapangan sempat
dibiarkan tumbuh lama dalam pot tradisional dan mengalami 'circling roots'. Prinsip
'air pruning' alamiah ini sudah diterapkan dalam sistem produksi tanaman di
Australia, baik produksi bibit tanaman kehutanan, pohon-pohon tepi jalan,
buah-buahan, mau pun tanaman hias. Pot-pot kecil (di Australia disebut 'tubes')
untuk menanam stek dan benih pun sudah menerapkan sistem 'air pruning' ini,
sehingga 'tubes' ini memiliki banyak sekali lubang di dasar pot, dan dasar pot
agak tinggi di atas tanah (tidak rapat dengan tanah). Tujuan dari penggunaan
pot dengan banyak lubang adalah untuk mengurangi resiko akar terkena penyakit
atau mengalami pertumbuhan melingkar-lingkar. Dalam produksi tanaman kehutanan,
tanaman industri dan pohon-pohon untuk penghijauan kota, seringkali penanaman
di lapangan harus ditunda karena berbagai hal.
Penggunaan pot dengan banyak lubang
memungkinkan stek yang sudah berakar mau pun bibit (dari benih) dapat ditahan
lebih lama di dalam pot tsb. Pada gamber di atas dapat dilihat 'Rocket pot'
untuk bibit tanaman berukuran besar, terdiri atas dasar, dinding dan stick yang
bisa dirakit dan dibuka dengan mudah. Teknik melepaskan tanaman dari pot
semacam ini mengurangi kerusakan akar saat akan ditanam di lapangan (Foto-foto
oleh Krisantini, seizin Trentcom Australia, April 2002).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar